Thursday, November 21, 2002

Hujan dan Petir

Minggu-minggu ini mulai terasa repotnya tinggal di pinggiran Bogor. Tiap hari hujan, dan setiap kali bapak pulang kantor pasti kehujanan. Hujan sore hari juga telah membuat kesempatan Stella untuk jalan-jalan berkurang. Dan itu membuat dia senewen. Sebenarnya, Stella juga senang dengan hujan, karena hawanya menjadi makin sejuk. Juga karena Stella senang mendengar suara air mengalir dan rintik hujan. Tapi akhirnya, bapak lagi yang repot. Tiap kali hujan, Stella pasti 'memaksa' bapak untuk menggendongnya dan wajib berdiri di pinggir teras rumah, agar dia bisa melihat air hujan yang jatuh dengan lebih jelas! Sudah begitu, Stella akan menjulurkan tangan, mencoba menggapai air hujan yang jatuh. Padahal, berdiri di pinggir teras begitu kan dingin, nak. Kaki bapak juga basah kena percikan air...he..he..

Belum lagi, angin yang begitu kencang. Tapi Stella suka sekali melihat dahan pohon yang bergoyang ditiup angin. Ujung-ujungnya, salah satu pasti masuk angin...he..he.. :-) Sementara itu, Cibinong kan juga terkenal dengan petirnya. Dan ternyata, Stella tidak takut dengan petir!! Wallaaahhh.... paling juga dia kaget mendengar suara geledek, tapi habis itu ketawa-ketiwi lagi. Mungkin itu hal baru buat dia. Sama seperti sekarang ini, kalau jalan malam hari, pasti Stella akan menengok ke atas, mencari bulan atau lampu jalan.

Wednesday, November 20, 2002

Trauma

Seringkali bapak terharu kalau melihat bagaimana Stella merespon perubahan di lingkungannya. Melihat dia 'care' dengan lingkungannya. Kemarin misalnya, saat ibu sakit dan alergi karena gigitan serangga, tiba-tiba Stella jadi 'manis'. Seharian, dia membiarkan ibu beristirahat. Sedangkan ia sendiri memilih untuk bermain-main sendirian di luar kamar. Nggangguin si mPok sih tepatnya. Padahal biasanya ibu yang diganggu, ditubruk seruduk sana sini.

Atau betapa senang saat dia melihat adik-adik sepupunya datang. Terkadang kagum juga, betapa dia jauh lebih supel dari Bapak. Mengajak main adik-adiknya, dan sesekali mengelus sayang pipi mereka. Btw, bapak ibu kadang-kadang kasihan juga kalau lihat Stella berakrab ria dengan anak-anak lain, tapi tidak ditanggapi oleh mereka.

Tapi kejadian semalam benar-benar mengagetkan bapak. Entah lelah dan sudah malam, tidak sengaja (bener, gak sengaja) suara bapak sedikit 'mengeras', menyuruh Stella untuk bobo. Stella langsung menghentikan aktivitasnya, meringsek mendekati ibu, dan langsung memejamkan matanya (padahal bapak tahu, dia belum tidur). Dan bapak belum pernah melihat begitu cepat keceriaan hilang dari wajah Stella. Duh, rasanya menyesal banget. Takut kalau Stella jadi trauma. Untungnya, pagi ini dia bangun dengan ceria lagi. Bangun tidur, langsung kasih senyum ke bapak dan..... minta gendong untuk patroli keliling kompleks. Wuaadduuh...

Monday, November 18, 2002

Wwaaaddduuuhh... Stella bangunnya makin pagi nih. Hari ini, dia ikutan orang-orang saur jam 4.15 pagi. Terus, dengan kekuatan penuh mengguncang bapak ibu. Berhubung ibu terlalu lelah, karena semalaman Stella minta ASI terus, bapak yang dengan berat mata bangun dan mengajak Stella main-main. Untung, kemarin dia baru dibelikan bola Telletubbies, jadi bisa diajak main-main bola dulu. Jam 5.00 pagi, baru mulai ritual sehari-hari, jalan keliling kompleks. Sebenarnya yang jalan-jalan itu bapak, wong Stella dengan cantiknya bertengger di leher bapak... he..he.. Dan ini belum cukup, setelah bapak selesai mandi, masih keliling satu kali lagi pakai motor.